
.
Bank sentral Singapura, Monetary Authority of Singapore (MAS), sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan aturan yang lebih ketat pada investor kripto ritel. “MAS menganggap cryptocurrency tidak cocok untuk digunakan sebagai uang dan sangat berbahaya bagi investor ritel,” kata kepala bank sentral.
Aturan Baru Mungkin Akan Datang ke Investor Kripto Ritel di Singapura
Ravi Menon, direktur pelaksana Monetary Authority of Singapore (MAS), bank sentral Singapura, berbicara tentang regulasi cryptocurrency di seminar Green Shoots hari Senin.
Dia menguraikan lima bidang risiko dalam aset digital yang menjadi fokus pendekatan regulasi bank sentral. Mereka memerangi risiko pencucian uang dan pendanaan teroris; mengelola risiko terkait teknologi dan siber; pengamanan terhadap kerugian bagi investor ritel; menjunjung tinggi janji stabilitas di stablecoin; dan memitigasi potensi risiko stabilitas keuangan.
Kepala bank sentral mencatat:
MAS menganggap cryptocurrency tidak cocok untuk digunakan sebagai uang dan sangat berbahaya bagi investor ritel.
“Cryptocurrency tidak memiliki tiga kualitas dasar uang: medium of exchange, store [of] value, dan unit of account,” dia menekankan.
Menon menjelaskan bahwa langkah-langkah peraturan baru akan mempersulit investor ritel untuk memperdagangkan mata uang kripto. “Menambahkan gesekan pada akses ritel ke cryptocurrency adalah area yang kami renungkan,” ungkapnya, menguraikan:
Ini mungkin termasuk tes kesesuaian pelanggan dan membatasi penggunaan fasilitas leverage dan kredit untuk perdagangan mata uang kripto.
Namun, bank sentral menekankan:
Tetapi melarang akses ritel ke cryptocurrency sepertinya tidak akan berhasil.
“Dunia cryptocurrency tidak memiliki batas. Hanya dengan ponsel, orang Singapura memiliki akses ke sejumlah bursa kripto di dunia dan dapat membeli atau menjual sejumlah mata uang kripto,” ia berpendapat.
“Strategi pengembangan MAS menjadikan Singapura salah satu yurisdiksi yang paling kondusif dan fasilitatif untuk aset digital,” tutup Menon. “Pada saat yang sama, pendekatan regulasi MAS yang berkembang menjadikan Singapura salah satu yang paling komprehensif dalam mengelola risiko aset digital, dan di antara yang paling ketat di bidang-bidang seperti mengecilkan investasi ritel dalam cryptocurrency.”
Sumber : news.bitcoin.com